Seiring dengan maraknya
pelayanan ojek berbasis aplikasi khususnya di Jakarta, kini telah diluncurkan
bajaj berbasis yang sama. Ojek adalah kendaraan bermotor pribadi berupa sepeda
motor yang dikomesialkan untuk angkutan penumpang. Sedangkan bajaj adalah
kendaraan roda tiga yang memang diperuntukkan sebagai angkutan umum. Bajaj
aplikasi tidak serta merta disambut pengemudi bajaj maupun warga.
Sebagian dari pengemudi
bajaj enggan bergabung, dengan alasan tidak bisa mengoperasikan smart phone
yang dilengkapi aplikasi, demikian juga pengguna bajaj. Sedangkan warga tetap
memilih ojek online yang tarifnya lebih murah, sudah berlangganan, jumlahnya
banyak dan order direspon dengan cepat
Bajaj menggunakan argo meter,
seperti takis bisa menjadi pilihan. Mungkin hal ini akan lebih mudah bagi sopir
bajaj maupun penggunanya, karena tidak perlu membawa-bawa perangkat seluler. Bajaj adalah salah satu moda transportasi umum yang sudah sangat
popular sejak puluhan tahun yang lalu, yaitu bajaj. Alat transportasi yang
berasal dari India ini memang sudah sangat melekat pada kehidupan ibukota
Jakarta.
Meskipun kini bermunculan lebih banyak jenis alat transportasi umum
yang bisa menjadi pilihan ataupun alternatif bagi penggunanya seperti bus, KRL,
angkutan kota atau yang lebih dikenal dengan angkot, taksi, ataupun
lainnya, namun, kehadiran bajaj juga dibutuhkan. Banyak pihak menilai bahwa kebanyakan
alat transportasi yang sangat unik dengan ciri khas warna orange ini sudah tidak laik untuk beroperasi
dan membutuhkan berbagai peremajaan baik dari segi mesin yang digunakan ataupun
pada system pentarifannya.
Pada beberapa waktu yang lalu, pemerintah telah berupaya untuk melakukan
peremajaan pada mesin yang dipergunakan pada moda transportasi massal yang satu ini dengan mengganti mesin 2
tak menjadi 4 tak. Selain itu, bahan bakar yang digunakan pada bajaj juga mendapatkan
peremajaan bila yang sebelumnya menggunakan bensin, kini bajaj hadir dengan menggunakan
bahan bakar gas yang diharapkan bisa menekan biaya operasional untuk bahan bakar.
Selain lebih hemat secara
biaya, bahan bakar gas juga dinilai lebih ramah lingkungan. Perombakan dan perubahan
yang dilakukan tidak cukup di situ, bajaj yang semula sangat identik dan khas dengan
warna orange pun mendapatkan perubahan warna dengan menggunakan warna biru sebagai
tanda untuk membedakan bajaj yang telah mendapatkan peremajaan dan yang belum.
Setelah semua perubahan yang dilakukan, banyak pihak yang menilai bahwa hal ini
belum cukup karena sistem pembayaran dan pentarifan pada salah satu moda transportasi
umum ini belum menggunakan system dengan argo meter yang dinilai lebih aman dan nyaman.
Penggunaan argo meter untuk syisem pentarifan pada bajaj memang
masih terdengar aneh karena biasanya sistem ini digunakan pada alat transportasi
yang lebih berkelas seperti taksi. Namun system ini memberikan standard tarif
yang lebih jelas untuk konsumen. Bagi pelanggan bajaj yang sudah sangat
familiar dengan sistem pembayaran dan penentuan tarif alat transportasi yang seringkali menggunakan negosiasi
dan tawar menawar, tentu bukan hal yang rumit ketika mereka harus menentukan berapa
kisaran biaya dan ongkos yang sesuai dengan jarak dan waktu yang ditempuh.
Namun, bagi orang-orang
yang masih sangat awam menggunakan bajaj ataupun orang yang tidak terbiasa untuk
melakukan tawar menawar harga, sistem pentarifan ini tentu membuat tidak nyaman.
Tak jarang orang harus membayar ongkos bajaj yang tak jauh berbeda dengan besarnya
ongkos naik taksi padahal secara fasilitas dan kenyamanan jauh berbeda. Hal ini
yang membuat bajaj hendaknya juga memiliki system pentarifan yang berstandar seperti
penggunaan argo meter yang digunakan pada taksi.
Tentusaja, untuk penggunaan alat dengan system pentarifan menggunakan argo
meter akan membutuhkan
proses dan data detail terutama yang terkait dengan berapa besarnya kebutuhan bahan
bakar per kilometer sehingga bisa diperkirakan ongkos per kilometer yang harus dibayarkan
pelanggan tidak akan merugikan pihak pemilik ataupun sopir bajaj ataupun memberatkan
pelanggan.
Sebagaimana yang ada pada taksi,
alat ini hendaknya juga ditempatkan di lokasi yang strategis di mana baik sopir
ataupun pengguna layanan bajaj bisa mengetahui jarak tempuh, waktu tempuh, ataupun
biaya yang harus dibayarkan. Penempatan yang tepat juga akan menghindari pencurangan
dari sopir bajaj untuk bisa mendapatkan keuntungan dengan cara yang tidaktepat.
Kenyamanan dalam penggunaan system pentarifan yang menggunakan argo
meter tak hanya
akan memudahkan bagi konsumen dalam menentukan besarnya tarif yang harus dibayar,
tetapi juga bagi pengelola atau pemilik bajaj dan sopirnya juga pastinya.
Pemilik bajaj bisa memberikans istem setoran yang lebih transparan dan masuk akal
dengan menggunakan system bagihasil yang bisa diperoleh dari data yang bisa diakses
melalui bank data pada alat tersebut.
Sistem setoran ini dirasa lebih manusiaw idibandingkan dengan
system setoran yang terdahulu dimana seringkali pemilik bajaj menetapkan setoran
yang sangat tinggi sehingga para sopir seringkali harus bisa kejar setoran.
Dampak dari system kejar setoran ini adalah banyak sopir yang kebut-kebutan untuk
bisa mengantarkan konsumen supaya cepat tujuan sehingga bisa kembali mencari konsumen
lain. Hal ini tentu berbahaya dan sangat beresiko terhadap kecelakaan lalulintas.
Dengan menggunakan system pentarifan yang lebih memiliki standar
dan sistem setoran yang lebih masuk akal, hal ini diharapkan bisa mengurangi dan
menghindari resiko kecelakaan lalulintas akibat kejar setoran. Pengelolaan moda
transportasi umum juga bisa menjadi lebih baik yang mana tak hanya berguna untuk
mengejar keuntungan tetapi juga tetap mengutamakan kenyamanan dan keselamatan.
Berbagai pertimbangan itulah yang sekiranya bisa menyadarkan betapa banyak manfaat dan keuntungan dengan beralihnya system pentarifan pada
bajaj yang menggunakan system negosiasi dan beralih padas istem argo
meter.
0 Response to "Saatnya Bajaj Menggunakan Argo Meter"