Latest News
Paket Minyak Cinta 468x60

Saatnya Bajaj Menggunakan Argo Meter



Seiring dengan maraknya pelayanan ojek berbasis aplikasi khususnya di Jakarta, kini telah diluncurkan bajaj berbasis yang sama. Ojek adalah kendaraan bermotor pribadi berupa sepeda motor yang dikomesialkan untuk angkutan penumpang. Sedangkan bajaj adalah kendaraan roda tiga yang memang diperuntukkan sebagai angkutan umum. Bajaj aplikasi tidak serta merta disambut pengemudi bajaj maupun warga. 

Sebagian dari pengemudi bajaj enggan bergabung, dengan alasan tidak bisa mengoperasikan smart phone yang dilengkapi aplikasi, demikian juga pengguna bajaj. Sedangkan warga tetap memilih ojek online yang tarifnya lebih murah, sudah berlangganan, jumlahnya banyak dan order direspon dengan cepat

Bajaj menggunakan argo meter, seperti takis bisa menjadi pilihan. Mungkin hal ini akan lebih mudah bagi sopir bajaj maupun penggunanya, karena tidak perlu membawa-bawa perangkat seluler. Bajaj adalah salah satu moda transportasi umum yang sudah sangat popular sejak puluhan tahun yang lalu, yaitu bajaj. Alat transportasi yang berasal dari India ini memang sudah sangat melekat pada kehidupan ibukota Jakarta.

Meskipun kini bermunculan lebih banyak jenis alat transportasi umum yang bisa menjadi pilihan ataupun alternatif bagi penggunanya seperti bus, KRL, angkutan kota atau yang lebih dikenal dengan angkot, taksi, ataupun lainnya, namun, kehadiran bajaj juga dibutuhkan. Banyak pihak menilai bahwa kebanyakan alat transportasi yang sangat unik dengan ciri  khas warna orange ini sudah tidak laik untuk beroperasi dan membutuhkan berbagai peremajaan baik dari segi mesin yang digunakan ataupun pada system pentarifannya.

Pada beberapa waktu yang lalu, pemerintah telah berupaya untuk melakukan peremajaan pada mesin yang dipergunakan pada moda transportasi massal yang satu ini dengan mengganti mesin 2 tak menjadi 4 tak. Selain itu, bahan bakar yang digunakan pada bajaj juga mendapatkan peremajaan bila yang sebelumnya menggunakan bensin, kini bajaj hadir dengan menggunakan bahan bakar gas yang diharapkan bisa menekan biaya operasional untuk bahan bakar.

 Selain lebih hemat secara biaya, bahan bakar gas juga dinilai lebih ramah lingkungan. Perombakan dan perubahan yang dilakukan tidak cukup di situ, bajaj yang semula sangat identik dan khas dengan warna orange pun mendapatkan perubahan warna dengan menggunakan warna biru sebagai tanda untuk membedakan bajaj yang telah mendapatkan peremajaan dan yang belum. Setelah semua perubahan yang dilakukan, banyak pihak yang menilai bahwa hal ini belum cukup karena sistem pembayaran dan pentarifan pada salah satu moda transportasi umum ini belum menggunakan system dengan argo meter yang dinilai lebih aman dan nyaman.

Penggunaan argo meter untuk syisem pentarifan pada bajaj memang masih terdengar aneh karena biasanya sistem ini digunakan pada alat transportasi yang lebih berkelas seperti taksi. Namun system ini memberikan standard tarif yang lebih jelas untuk konsumen. Bagi pelanggan bajaj yang sudah sangat familiar dengan sistem pembayaran dan penentuan tarif  alat transportasi yang seringkali menggunakan negosiasi dan tawar menawar, tentu bukan hal yang rumit ketika mereka harus menentukan berapa kisaran biaya dan ongkos yang sesuai dengan jarak dan waktu yang ditempuh.

 Namun, bagi orang-orang yang masih sangat awam menggunakan bajaj ataupun orang yang tidak terbiasa untuk melakukan tawar menawar harga, sistem pentarifan ini tentu membuat tidak nyaman. Tak jarang orang harus membayar ongkos bajaj yang tak jauh berbeda dengan besarnya ongkos naik taksi padahal secara fasilitas dan kenyamanan jauh berbeda. Hal ini yang membuat bajaj hendaknya juga memiliki system pentarifan yang berstandar seperti penggunaan argo meter yang digunakan pada taksi.

Tentusaja, untuk penggunaan alat dengan system pentarifan menggunakan argo meter akan membutuhkan proses dan data detail terutama yang terkait dengan berapa besarnya kebutuhan bahan bakar per kilometer sehingga bisa diperkirakan ongkos per kilometer yang harus dibayarkan pelanggan tidak akan merugikan pihak pemilik ataupun sopir bajaj ataupun memberatkan pelanggan.
 Sebagaimana yang ada pada taksi, alat ini hendaknya juga ditempatkan di lokasi yang strategis di mana baik sopir ataupun pengguna layanan bajaj bisa mengetahui jarak tempuh, waktu tempuh, ataupun biaya yang harus dibayarkan. Penempatan yang tepat juga akan menghindari pencurangan dari sopir bajaj untuk bisa mendapatkan keuntungan dengan cara yang tidaktepat.

Kenyamanan dalam penggunaan system pentarifan yang menggunakan argo meter tak hanya akan memudahkan bagi konsumen dalam menentukan besarnya tarif yang harus dibayar, tetapi juga bagi pengelola atau pemilik bajaj dan sopirnya juga pastinya. Pemilik bajaj bisa memberikans istem setoran yang lebih transparan dan masuk akal dengan menggunakan system bagihasil yang bisa diperoleh dari data yang bisa diakses melalui bank data pada alat tersebut. 

Sistem setoran ini dirasa lebih manusiaw idibandingkan dengan system setoran yang terdahulu dimana seringkali pemilik bajaj menetapkan setoran yang sangat tinggi sehingga para sopir seringkali harus bisa kejar setoran. Dampak dari system kejar setoran ini adalah banyak sopir yang kebut-kebutan untuk bisa mengantarkan konsumen supaya cepat tujuan sehingga bisa kembali mencari konsumen lain. Hal ini tentu berbahaya dan sangat beresiko terhadap kecelakaan lalulintas.

Dengan menggunakan system pentarifan yang lebih memiliki standar dan sistem setoran yang lebih masuk akal, hal ini diharapkan bisa mengurangi dan menghindari resiko kecelakaan lalulintas akibat kejar setoran. Pengelolaan moda transportasi umum juga bisa menjadi lebih baik yang mana tak hanya berguna untuk mengejar keuntungan tetapi juga tetap mengutamakan kenyamanan dan keselamatan. Berbagai pertimbangan itulah yang sekiranya bisa menyadarkan betapa banyak manfaat dan keuntungan dengan beralihnya system pentarifan pada bajaj yang menggunakan system negosiasi dan beralih padas istem argo meter.

0 Response to "Saatnya Bajaj Menggunakan Argo Meter"